Senin, 10 November 2014

Perlu Undang Mantan ke Nikahan, Ga?

Pertanyaan yang paling sering banget mampir ke diriku adalah "Jadi, perlu ga sih kita undang mantan ke nikahan kita?"

Lalu biasanya, aku dengan males-malesan akan jawab ke mereka "Ya terserah elo..", karena memang pada dasarnya siapa-siapa yang kita undang adalah hak prerogatif si pengundang.

Tapi…
Kalau ada yang nanya ke gua "Lo undang mantan ga sih pas nikahan kemarin?" dan kemudian aku jawab, biasanya mereka akan bertanya kembali mengenai keputusan yang aku dan suami ambil saat itu..

Mantan emang sensitif sih untuk dibicarain, apalagi jadi topik pembicaraan kita bersama pasangan yang nemenin kita hari ini. Apalagi kalau sejarah berhubungan kita ma mantan pernah "dalem" dan serius. Ini biasanya bikin makin dilemma antara undang si mantan saat kita nikah atau ngga. Biasanya, kalau si penanya serius ingin meminta pendapatku, maka ada beberapa pertimbangan yang sering ku ajukan pada mereka, antara lain..

1. Lo ma dia masih ada drama ga?
Kalau masih, ya mending jangan.. Kamu ga mau kan hari bahagia kamu rusak cuma karena tangan kamu bergetar ngeliat dia atau terlihat sangat salting saat dia mengucapkan selamat? Lagipula kalau emang masih ada drama, udah, ga usah ditambah drama lagi dengan membuat mantan kamu menerima undangan pernikahan kalian. Itu ga akan memperbaiki suasana, yang ada malah makin drama antar kalian meruncing. Tapi, kalau hubungan kalian sudah baik-baik saja, ya balik lagi, terserah kamu mau diundang atau ngga..

2. Pasangan kamu keberatan ga kamu undang mantan?
Gimana juga, pasangan kamu adalah orang yang harus kamu hormati pendapatnya. Jika ia keberatan, maka udahlah, ga usah berencana undang mantan. Tokh yang paling penting untuk hari itu kan kalian. Masa cuma gara-gara mantan dateng, mood pasangan di pelaminan jadi rusak? Itu bakal kebawa sampe kedepan-depannya lho…

Aku, Pecandu Rindu yang Diselimuti Gengsi


Ketika rindu membuat mulut terbungkam untuk tidak mengatakannya, rindu ini membuat ku haus akan sentuhan lembut dan menenangkan dari yang aku rindukan.
Ya, sentuhan lembut itu adalah sentuhan dari tangan halus sedikit kekar, tanganmu. Aku rindu akan sentuhan lembut dan menenangkan itu.

Ketika rindu datang menghampiri dan menghantui di setiap hari ku, ingin sekali rasanya aku menjatuhkan rinduku pada pelukan hangat tubuhmu. Tapi aku hanya bisa terdiam dalam lamunanku akan dirimu, sungguh ini sangat menyiksa perasaanku.
Ketika rindu datang dan mengajakku untuk menyapamu, just say “hai, i miss you so much” just it but its hard. 

Aku, minta maaf

“Aku bingung nih, si Faris sms mulu tanya jawabannya, menurut kamu aku terima dia atau gak?” Nada gelisah menatap pesan singkat dari Faris yang sudah 3 hari ini selalu muncul di layar ponselnya. Dia bingung harus berbuat apa. Setelah tragedi perdana nya di tembak secara langsung oleh Faris, dia tak pernah membalas satupun sms dari Faris. Ya, 3 hari yang lalu, Faris mengajak Nada ke pantai. Di bawah langit senja yang damai, Faris mengungkapkan perasaannya pada Nada dengan cara yang sebenarnya simpel, hanya saja agak tidak tepat. Dia memberikan sebuket bunga berwarna kuning pada Nada. Bunga berwarna kuning, bukan merah.
“Kalo menurutku sih, terserah kamu aja, Nad. Toh yang mau ngjalanin kan kamu,” Alin berkomentar sambil mengunyah potongan kentang goreng yang di pesannya tadi.
“Kalo terserah aku sih ngapain aku tanya pendapat kalian ?” katanya kesal.
“Hehe, iya juga yah, tapi susah juga sih, Nad. Kalo kamu suka yaudah terima aja, kalo gak yaudah tolak, gampang kan ?” kata Alin lagi.
“Gampang nenekmu ompong ?!! kalo aku terima dia, kasian dia, kalo aku tolak dia, aku gak tega, dia baik banget sama aku lho,” ucapnya bimbang.
“Yaudah terima aja kalo emang gak tega mau nolak, nanti kalo udah 1 bulan, putusin, ntar juga gak bakal ngejar-ngejar lagi, gitu aja repot,” usul Sasa.
“Nah, boleh juga tuh sarannya Sasa,” timpal Alin.
“Gitu yah ? Yaudah deh aku coba,” Nada memencet beberapa tombol keypadnya. Dalam kalimat singkat itu, dia menyatakan bahwa dia menerima Faris. Mungkin ini terlalu cepat bagi Nada, dia tidak pernah berpikir apa yang akan terjadi nanti. Yang terpenting adalah, dia tidak mau menyakiti orang yang selama ini baik padanya. Siapa lagi kalo bukan Faris, cowok yang sudah 3 bulan dia kenal via facebook.

About Me

 
Hi, this is my second blog hihi gaya banget pake bahasa inggris-,- Gunakan bahasa Indonesia aja yaa eh campur aja gimana sih biar keren? hmm oke oke..
I'm Arlin Nurul Irkhamna. You can call me Arlin! Well, I'm Indonesian and I live in Tegal, Central Java I was born on the 25th of November 96. Asik bisa bahasa Inggris haha,  yes umur aku tahun ini 18 tahun loh udah dewasa ^^. Riwayat pendidikan? oke yuk mulai...
SD di Debong Lor Tegal, SMP di SMP N 10 Tegal, SMA di SMA N 4 Tegal, sekarang kuliah juga di tegal di Politeknik Harapan Bersama dan ambil jurusan Teknik Informatika. 
Cita-cita aku dari SD-SMA-sekarang masih dokter loh, berhubung kuliah masuk ke IT jadi yaa bisa deh jadi Proggammer. Jadi Proggrammer sukses terus kuliah lag kedokteran, bisa kan? aamiin bisa hihi makasih doa nya yaa :)))
Duh panjang banget kenalannya ya, oke..
 Wanna know me more? Don't be shy ask me anything xx